Pernah dengar 'Iya-misu'? Gendre Psychological Thriller yang Booming di Jepang


ULASAN FILM CONFESSIONS

Iya-misu. Pernah dengar kata itu? Iya-misu adalah salah satu genre thriller di Jepang yang menyerang psikologi. Iya-misu merupakan psychological thriller yang dipopulerkan oleh kritikus misteri, Aoi Shimotsuki pada tahun 2006 dan booming di Jepang pada tahun 2012. Iya-misu bukan tentang tokoh psikopat melainkan manusia biasa yang berada pada batas antara salah dan benar sehingga memungkinkan untuk melakukan kejahatan. Seperti film Confession yang diangkat dari novel karya Kanae Minato dengan judul yang sama.

Awal mula saya nonton film ini karena bukunya akan terbit. Karena lebih dulu filmnya, akhirnya saya nonton streaming di salah satu situs. Kabarnya, Gone Girl karya Gillian Flynn mempunyai arah iya-misu.

Saya akan bahas filmnya. Tanpa banyak alur yang memusingkan, film ini lebih fokus pada cerita balas dendam sang guru Yuko Moriguchi yang kehilangan anaknya. Kematian anaknya bukan karena kecelakaan melainkan dibunuh oleh siswanya sendiri. Dalam balas dendamnya, Yuko tidak langsung membunuh muridnya melainkan memainkan psikologinya. Berawal dari kebohongan Yuko yang mengatakan bahwa dia memasukkan darah HIV suaminya ke dalam susu yang diminum oleh dua murid ini, Shuya dan Naoki. Dari situ perubahan psikologi si murid berubah. Mereka percaya dengan kebohongan Yuko. Shuya Watanabe murid tercerds memiliki masa kelam di waktu kecil. Dia sangat menyayangi ibunya yang pergi karena bercerai dengan ayahnya. Shuya merindukan ibunya. Awalnya Shuya tidak bermaksud untuk membunuh Nanami, anak guru Yuko. Dia hanya menjadikan Nanami kelinci percobaan dari penemuan  barunya, sebuah dompet yang memiliki energi listrik, membuat orang yang menyentuh resletingnya kesentrum. Karena Nanami masih kecil, tegangan itu dirasa sangat besar sehingga membuat pingsan. Pada saat aksinya, Shuya mengajak Naoki. Saat melihat Nanami pingsan, Shuya membisikan suatu hal yang membuat Naoki melemparkan Nanami ke kolam renang dan akhirnya tewas. 

Kejadian tersebut membuat mereka berdua menjadi membunuh orang terdekatnya lagi. Naoki menjadi stress dan akhirnya membunuh ibunya sendiri. Shuya membunuh ayah, ibu tiri dan adik tirinya serta Mizuki, pacarnya yang juga murid di kelas yang sama.

Alur yang maju mundur membuat saya menerka-nerka. Sebenarnya tidak perlu menerka siapa pelakunya karena dari awal sudah diberitahu. Film ini membuat saya menerka-nerka ada apa dengan kedua siswa ini sebelumnya. Saya pernah baca buku yang mengangkat gangguan psikologi akibat masa lalu dan masa kecil bahwa kejahatan tidak hanya disebabkan oleh sekedar niat, melainkan juga karena rekaman masa lalu si anak. Yuko melihat sisi ini dan dia tinggal meneruskannya saja.

Pada film Snowman, seorang pria menjadi pembunuh karena melihat sang ayah membunuh ibunya sewaktu dia kecil. Saat itu, dia sayang sekali dengan ibunya. Para korban dari aksi ini adalah seorang ibu. Kalau dipikir, kenapa dia menargetkan korban seorang ibu padahal dia sayang dengan ibunya? Ini permainan psikologis. Dia melihat bagaimana sang ayah membunuh dan alasannya. Kejahatan itu seperti heroin, membuat pelaku kecanduan. Ini juga dapat mempengaruhi kerusakan psikologis seseorang.

Balik ke film. Saya terdiam saat film habis. Ini ide cerita yang gila, seperti saat saya menyelesaikan membaca buku Gone Girl. Yang ada dalam kepala saya adalah 'bagaimana bisa?'

Buat kalian penyuka psychological thriller, film ini sangat direkomendasi. Usai menonton film ini, membuat saya ingin membaca bukunya. Saya yakin tidak semua bagian dimasukkan ke dalam film. Nanti saya ulas bukunya kalau sudah selesai membaca.
Film ini saya kasih ⭐⭐⭐⭐⭐

Rose Diana



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Novel Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1990) - Pidi Baiq

Ulasan Novel Hyouka - Yonezawa Honobu

Ulasan Novel Heaven On Earth - Kaka HY

Ulasan Novel Gabriel Finley & The Raven's Riddle - George Hagen