Ulasan Novel Dream If... - Redy Kuswanto



Judul : Dream If…
Penulis : Redy Kuswanto
Penerbit : Diva Press
Tahun Terbit (Indonesia) : 2017
Cetakan ke : 1
Bahasa : Indonesia
Tebal : 268 halaman
ISBN : 9786023914678


BLURB

“Pembukaan novel yang membuat haru ini akan langsung membuat pembaca terikat. Kisah memperjuangkan impian yang memikat.”
_Eva Sri Rahayu, novelis dan blogger

Mimi Tarmiyah memang sok cantik. Sejak kecil dia ingin menjadi artis. Alasannya cukup sederhana; ingin terkenal, memiliki banyak uang, hidup mewah, serta memiliki seabrek fan yang memuja-mujanya. Kini, usia Mimi sudah mendekati tujuh belas tahun.

Ini waktu yang tepat untuk mewujudkan mimpi, menjadi artis. Seperti idolanya, Titin Tuminah Hona. Valdo melihat kesempatan saat melihat ambisi Mimi. Bersama Brian, ia memberi kesempatan Mimi untuk mengejar impiannya di Jakarta. Mimi bersedia ikut, mengabaikan nasihat ibunya; Engkos; dan sahabat-sahabatnya. Mimi si gadis desa, harus mengakui kerasnya perjuangan di ibu kota. Menghadapi kegagalan dua kali, Mimi jadi ragu. Apakah ia akan melupakan impiannya dan kembali ke desa, atau tetap bertahan karena impian harus diperjuangkan?


RINGKASAN ISI

Novel ini menceritakan tentang Mimi yang ingin menjadi artis. Bayangan gadis itu, menjadi artis bisa memiliki uang banyak dan terkenal. Dia mengidolakan Titin dan karena melihat idolanya, keinginannya semakin kuat. 

Suatu hari Mimi bertemu Brian dan Valdo. Dari mereka Mimi ditawari untuk menjadi artis. Padahal mereka adalah agensi fiktif yang kerap menyulik remaja untuk memenuhi pesanan bos bos ternama untuk dijadikan istri rahasia. Mimi tidak tahu akal busuk mereka. Bahkan Mimi pergi ke Jakarta tanpa restu dari orangtua. Mimi menjadi salah satu korban dari Brain dan Valdo. 

Cobalah selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki, dari kesehatan,kecantikan, dan bahkan napas yang kita hirup. Lihatlah ke bawah, begitu banyak orang yang memiliki kekurangan. Jangan terlalu melihat ke atas, sebab itu bisa menjadi pemicu keserakahan dan kesombongan, lalu pada akhirnya kita lupa pada Sang Pencipta. Kalau sudah begitu, bisa-bisa Tuhan marah, kan? Pak Jaka (hal. 250)


ULASAN

Kover dengan berwarna pink membuat menarik pembaca. Desainnya pun sesuai dengan isi.
Pada prolog sebenarnya penulis sudah melakukan spoiler sedikit. Dari situ, ending-nya sudah ketebak. Ketika masuk bab 1, saya suka dengan pembawaan penulis dengan menggunakan Bahasa Sunda dalam dialog. Indonesia sekali. Hanya saja, ada beberapa Bahasa Sunda yang saya rasa kurang tepat penulisannya, seperi : tong di recokan, yang benar: tong direcokeun (hal.22). Pada halaman 15, tertulis KA Parahiyangan, yang betul KA Parahyangan. Selain itu, rute keretanya kenapa disebut Jawa Barat – Jakarta? Jawa Barat kan luas. Karena ini lokasinya di Bandung, kenapa tidak Bandung – Jakarta? 

Bukan ketika memiliki uang yang membuat bahagia. Melainkan ketika bisa berbagidengan sesama, meski hanya lewat tulisan. Mimi. (hal.267)

Untuk EYD, editor sudah melakukannya dengan baik. Dari sisi cerita, pas untuk remaja yang tengah mencari jati diri. Novel ini memberi gambaran sisi lain dari menjadi terkenal. Kita ketahui, orang hanya mengetahui sisi baiknya saja. Ide ceritanya segar dan mengalir baik. Saya dibuat gemas sama Mimi. Dalam pikiran saya, “sok geulis, maneh. Teu aya kabisaan ge, meuni keukeuh hayang terkenal. Ceuk urang ge, tong mudah percaya kabatur. Maneh meuni ngecesan wae ningali si Titin.” Hihi. Hanya saja saya sedikit kaget ending-nya yang dikaitkan dengan dunia kepenulisan. Mungkin maksudnya ingin memberitahu bahwa untuk berkarya tidak melulu menjadi artis, menjadi penulis pun bisa. 

Menjadi orang terkenal tidak harus menjadi seorang artis. Siapa pun bisa terkenal dengan kelebihan yang dimilikinya. Guntur. (hal. 259)

Novel ini cocok dibaca remaja apalagi yang kepingin jadi artis. Haha.

Rating:
 



Rose Diana
130118
17.03

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membuat Lipstik Cair Dari Lipstik Padat (How To Make A Liquid Lipstick From Solid Lipstick)

Ulasan Novel Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1990) - Pidi Baiq

Premis & Plot

Ulasan Novel Hyouka - Yonezawa Honobu

Mengontrol Emosi dengan Ilmu