Ulasan Novel 1Q84 Jilid 1 - Haruki Murakami

 

Judul : 1Q84 Jilid 1
Penulis : Haruki Murakami
Penerbit : KPG
Tahun Terbit (Indonesia) : 2017
Cetakan ke : lima
Bahasa : Indonesia
Tebal : vi + 516 halaman
ISBN : 9786024240059


BLURB

Sekarang tahun
1Q84.
Ini adalah dunia sejati,
tak ada keraguan akan hal itu.
Tapi di dunia ini,
ada dua bulan menggantung di langit.
Di dunia ini, takdir dua manusia,
Tengo dan Aomame berkelindan erat.
Masing-masing dengan caranya sendiri
terlibat dalam sesuatu yang mengundang bahaya.
Dan di dunia ini, tampaknya tak ada cara untuk
menyelamatkan keduanya.
Sesuatu yang dahsyat sedang bergerak.


RINGKASAN ISI

Novel ini menceritakan tentang dunia yang aneh. Berawal dari tokoh Tengo seorang guru yang sekaligus novelis. Suatu hari dia diminta oleh editornya—Komatsu—untuk menulis ulang naskah milik anak remaja bernama Fuka Eri berjudul Kepompong Udara menjadi layak terbit pada ajang penghargaan. Nyatanya benar, novel itu menjadi laris. Namun, hal buruk terjadi setelahnya. Fuka Eri dan orang yang berada di sekitarnya terancam bahaya. Orang Kecil marah karena kisahnya dimuat dalam bentuk huruf. Banyak pertanyaan yang menggerayangi pikiran Tengo. Hari demi hari hidupnya menjadi aneh. Segala analisa pikirannya terus bekerja. Dia merasa dunia ini bukan 1984 melainkan dunia diwaktu yang lain. Semakin lama Tengo merasa bahwa cerita tentang Kepompong Udara benar ada, bukan kisah fiksi. Lelaki itu dirudung rasa khawatir. 

Di sisi lain, hal yang sama dirasakan oleh Aomame. Namun cara mereka hidup sungguh bertolak belakang. Kehidupan Aomame sungguh keras dan bisa dibilang tidak menyenangkan. Tangannya pernah mencicipi tindakan kriminal yang mengakibatkan nyawa tiga orang melayang tanpa jejak. Keahliannya dalam mengambil nyawa orang bisa dibilang tak tertandingi. Aomame selalu hidup sehat dan menjaga pola makannya. 

Suatu hari Aomame melihat dua bulan menggantung di langit malam. Salah satunya kecil dan berwarna hijau. Aneh. Bersamaan dengan banyak kejadian yang terlewatkan tanpa gadis itu ketahui. Sejak itu Aomame menganggap saat ini bukan 1984 melainkan 1Q84. Q melambangkan question sebab banyak pertanyaan yang tak terjawab melewati hidupnya setiap hari.

Setelah dikejutkan oleh munculnya dua bulan, tetiba dia dikejutkan juga dengan seorang anak yang masuk ke dalam rumah penampungan Wanita Tua. Anak itu tidak banyak bicara dan tatapannya kosong. Menurut Wanita Tua, dia adalah korban pemerkosaan. 

Titik temu dari dua tokoh ini adalah Komune Sakigake yang misterius. Sakigake adalah komune pertanian yang disahkan berbadan hukum menjadi Sekte Keagamaan. Di mata media dan pemerintah setempat, Sakigake merupakan komune yang baik dan taat hukum, namun di balik itu semua ada hal buruk yang tidak diketahui orang banyak. Perlahan terkuak dan diketahui oleh Aomame melalui Ayumi, polisi perempuan yang sudah dianggap menjadi sahabat oleh Aomame. Ayumi melakukan investigasi dan pencarian fakta melalui polisi kenalannya di Yamanashi, tempat Sakigake berada.

Siapa Sakigake, Orang Kecil dan hubungannya dengan dua bulan, masih teka teki dan mungkin akan dijelaskan di Jilid 2 dan 3. 


ULASAN

Setelah membaca Norwegian Wood, saya kembali penasaran dengan karya Murakami 1Q84. Novel ini memiliki tiga jilid. Jilid 1 bisa dibilang perkenalan tokoh dan kasus. 

Dari sisi kover dan blurb benar-benar membuat penasaran. Desain kovernya sederhana.

Pembukaan yang menarik membuat saya terpukau dengan penuturan yang menyenangkan. Namun, nampaknya Murakami tidak bisa lepas dari unsur seksual. Seperti halnya di Norwegian Wood, di 1Q84 tidak luput dari unsur seksual. Bahkan hal itu tidak ada hubungannya dengan inti cerita. Hal ini yang membuat minus penilaian dari saya.

Di luar unsur seksual, sebenarnya ceritanya menarik dan membuat penasaran. Namun, saya sedikit terganggu dengan pengulangan yang dilakukan berulangkali. Mungkin bermaksud sekedar mengingatkan. Ya, meskipun penulis dunia, tetap saja tidak luput dari pengulangan serta pemborosan kata. 

Ibarat laut, novel ini kaya. Kau bisa memancing apa saja di dalamnya. Bahkan Murakami memasukan informasi yang menarik, seperti sejarah, musik dan lain-lain. Awalnya saya tidak tahu siapa itu Janacek, Manchuria, orang Giliyak serta novel 1984 karya George Orwell. Beberapa kali Murakami menyinggung novel 1984 tentang Bung Besar. Sepertinya, Murakami terinspirasi dari novel tersebut namun Bung Besar diganti dengan Orang Kecil. 

Novel ini tebal hampir 50 persennya tidak ada hubungannya dengan inti cerita namun banyak informasi untuk menambah pengetahuan. Sepertinya penulis ingin menguji konsentrasi pembaca untuk sekejap menceritakan hal lain di luar cerita. 

Saya mencatat inti cerita tiap bab agar bisa diingat kembali serta membuat pemetaan tokoh agar terlihat hubungan antar tokoh. Kalau tidak melakukan itu, kemungkinan saya akan kebingungan sendiri.

Untuk terjemahannya sendiri, penerjemah bekerja dengan sangat baik, disesuaikan dengan Bahasa Indonesia sehingga sejauh ini saya tidak menemukan bahasa rancu. 

Nilai untuk novel ini 8/10. Minus dua poin untuk unsur seksualitas yang tidak ada hubungannya dengan inti cerita. 


Kutipan dari novel 1Q84 Jilid 1

Segala sesuatu berbeda dari penampilannya. Aomame (hal.12)

Siapa aku, ke mana aku pergi dan apa yang kulakukan, pasti kalian sama sekali tak bisa menebak. Aomame (hal.18)

Saya tidak ingin karya ini digugurkan begitu saja karena gaya bahasanya kaku. Tengo (hal.25)

Tidak usah buru-buru. Bersabarlah menulis tiap hari tanpa jeda. Hasilnya sebaiknya jangan dibuang, disimpan saja. Barangkali bisa digunakan nanti. Komatsu (hal.34)

Sebagian besar manusia di dunia ini sama sekali tidak mengerti nilai novel bagus. Tapi mereka tidak mau ketinggalan zaman. Karena itu, kalau ada buku yang meraih penghargaan dan banyak dibicarakan orang, mereka membeli dan membacanya. Komatsu (hal.40)

Seandainya satu orang membuat satu kesalahan di satu tempat, ada kemungkinan kita semua akan tamat. Tengo (hal.43)

Aku bergerak maju, maka aku ada. Aomame (hal.48)

Pada zaman apapun, dalam masyarakat apapun, pada dasarnya sama. Kalau menjadi bagian dari mayoritas, tidak perlu memikirkan banyak hal yang tidak enak. Pacar Tengo (hal.121)

Manchuria adalah tempat seindah surga, tanahnya luas dan subur, dan jika pergi ke sana, bisa hidup senang dan nyaman. (hal. 152)

Penderita disleksia tidak bermasalah jika membaca bacaan pendek. Namun semakin panjang bacaannya, ia semakin kesulitan mengolah informasi, sampai akhirnya tidak mampu lagi membaca. Terputuslah pertalian antara huruf dan maknanya. Itulah gejala disleksia secara umum. (hal.163)

Bukan aku yang bermasalah, melainkan dunia di sekelilingku. Aomame (hal.176)

Jangan sampai tertipu penampilannya. Kenyataan selalu hanya ada satu. (hal.179)

Cari titik kelemahan lawan dan pusatkan serangan ke tempat itu secepat mungkin. Itulah satu-satunya kesempatan bagi gerilyawan untuk mengalahkan tentara resmi. Mao Zedong (hal.216)

Segala kesenian, penelitian, tindakan dan ikhtiar dimaksudkan bertujuan untuk mencapai kebaikan. Komatsu (hal.285)

Jika hal-hal yang belum pernah disaksikan oleh hampir semua pembaca dimasukan ke dalam novel, butuh pelukisan yang tepat dan serinci mungkin. Apa yang boleh atau harus dipangkas adalah pelukisan mengenai hal-hal yang sudah pernah disaksikan oleh hampir semua pembaca. Komatsu (hal. 288)

Jiwa manusia terdiri dari akal, kehendak dan nafsu. Aristoteles. (hal.289)

Bukankah pengarang seharusnya menemukan cerita yang tersembunyi di dalam dirinya dan mengungkapkannya dengan kata-kata yang tepat? Tengo (hal.331)

Orang kecil adalah sesuatu yang tak kasatmata. Baik atau jahat, memiliki bentuk nyata atau tidak, bahkan itu pun kita tidak tahu. tetapi mereka sepertinya menggerogoti kita sampai roboh. Prof. Ebisuno (hal.394)

Dua orang yang memiliki tujuan berbeda sekarang maju dengan menunggang kuda yang sama. Sampai titik tertentu, rutenya satu, namun setelah itu, entah bagaimana perkembangannya. Tengo (hal. 395)

Ingatan kita terbuat dari ingatan pribadi dan kolektif. Kedua jenis ingatan itu berjalin erat. Sejarah adalah ingatan kolektif. Kalau sejarah dirampas atau direvisi, kita tidak bisa mempertahankan kepribadian yang utuh. Tengo (hal. 428)

Novelis bukanlah manusia yang menjawab pertanyaan, melainkan manusia yang mengajukan pertanyaan. Chekov (hal. 439)

Pertarungan yang tak ada habisnya adalah antara satu ingatan melawan ingatan lainnya. Aomame (hal. 491)


Rose Diana
170118
09.58

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Novel Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1990) - Pidi Baiq

Ulasan Novel Hyouka - Yonezawa Honobu

Cara Membuat Lipstik Cair Dari Lipstik Padat (How To Make A Liquid Lipstick From Solid Lipstick)

Ulasan Novel Terjemahan Nenek Hebat Dari Saga / Saga No Gabai Baachan - Yoshichi Shimada

Ulasan Novel Memeluk Masa Lalu - Dwitasari