Film Ayat-Ayat Cinta 2


Sutradara : Guntur Soehardjanto
Produser: Manoj Punjabi, Dhamoo Punjabi
Skenario : Alim Sudio, Ifan Ismail
Berdasarkan : Novel Ayat-Ayat Cinta 2 karya Habiburrahman El Shirazy  
Pemeran : Fedi Nuril, Tatjana Saphira, Chelsea Islan, Dewi Sandra, Nur Fazura, Pandji Pragiwaksono, Arie Untung, Bront Palarae, Dewi Irawan, Cole Gribble, Mathias Muchus, Millane Fernandez, Nino Fernandez, Dian Nitami, Melayu Nicole Hall, Jihane Almira, Syifa Hadju
Produksi : MD Pictures
Tanggal rilis : 21 Desember 2017
Durasi : 2 jam 5 menit
Bahasa : Indonesia

Sinopsis :
Film ini merupakan kelanjutan dari film sebelumnya bercerita Fahri Abdullah (Fedi Nuril) saat ini hidup sendiri di Edinburgh, bersama asistennya Hulusi (Pandji Pragiwaksono). Fahri telah kehilangan Aisha tujuh bulan lalu, saat Aisha menjadi sukarelawan di jalur Gaza. Sejak saat itu Fahri tidak pernah lagi mendengar kabar tentang Aisha.

Fahri terus menunggu dalam kesedihannya yang mendera hatinya. Kesedihan yang coba dia atasi dengan kesibukannya sebagai seorang dosen dan juga pengusaha sukses di kota tersebut. Fahri juga disibukkan dengan kehadiran Misbah (Arie Untung), sahabat lamanya, yang ingin menumpang tinggal bersamanya.

Fahri seringkali dihadapkan pada persoalan tetangga-tetangganya yang beragam. Ada nenek asal Yahudi, Catarina (Dewi Irawan) yang sedang mengalami permasalahan dengan anak tirinya. Ada juga Keira McGills (Chelsea Islan) seorang pemain biola berbakat yang sangat membenci Fahri, karena dianggap sebagai teroris yang telah menyebabkan kematian ayah mereka akibat bom di London.

Fahri mencoba untuk terus menjalankan amanah Aisha agar dia bisa membantu orang-orang di sekelilingnya. Niat baik Fahri ini seringkali malah membuat salah paham dan menyeret ke persoalan yang lebih rumit dan membahayakan hidupnya. Kehidupan Fahri menjadi semakin rumit ketika hadir Hulya (Tatjana Saphira) keponakan Aisha yang sekarang sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik.



Hulya yang ceria dan dinamis, menunjukkan ketertarikannya pada Fahri. Hulya bersedia menggantikan peran Aisha dalam kehidupan Fahri. Fahri ragu untuk membuka hatinya bagi kehadiran Hulya, itu sama saja dia mengakui bahwa Aisha sudah meninggal. Fahri masih berharap, setiap malamnya, Aisha kembali muncul dalam hidupnya. Semua mendukung Fahri melanjutkan hidupnya bersama Hulya, termasuk Sabina (Dewi Sandra) seorang perempuan terlantar berwajah cacat yang ditampung Fahri untuk tinggal bersama mereka. Sabina yang sudah dianggap saudara oleh Fahri, ternyata tidak saja membantu mengurusi rumah Fahri, tapi juga mampu membuat Fahri melanjutkan hidupnya. (Sumber: wikipedia)



Ulasan :
Dari sinopsis di atas, tidak perlu lagi saya tuliskan kembali ceritanya. Saya belum membaca novelnya karena ditakutkan seperti film sebelumnya yang saya tonton (diangkat dari novel). Saya sengaja menonton filmnya terlebih dahulu agar bisa menilai secara objektif. Bagaimanapun juga novelnya pasti lebih bagus.



Karakter Fahri yang membuat gemas menjadi tokoh utama di sini. Dari awal hingga akhir menceritakan kehidupannya di lingkungan yang beraneka. Rumah itu adalah pilihan istrinya, Aisha. 

Karya Kang Abik mempuyai khas, ada satu tokoh yang seperti malaikat sehingga seringkali pembaca/penonton dibuat ingin memiliki orang seperti tokoh itu. Kenyataannya memang tak ada manusia sesempurna itu. Bahkan dia pun tak marah ketika istrinya menjadi korban kesadisan Israel. Dia masih saja baik kepada tetangga yang mengecap dirinya teroris. Bahkan menolongnya. 

Entahlah, saya melihat Ferdi Nuril memang cocok memerani tokoh yang hidupnya dikelilingi antara dua wanita, dari Ayat-Ayat Cinta pertama dan Surga yang Tak Dirindukan.

Panji di sini sebagai imigran dari Turki, Hulusi. Sebelum bekerja bersama Fahri, Hulusi adalah preman. Pantas saja mudah emosi.



Chelsea Islan sebagai Keira McGills memang cocok memerani gadis pemarah. Chelsea memang juara aktingnya, meskipun di usia muda. Kabarnya, ketika proses syuting, dia rajin loh latihan bermain biola demi sebuah peran. Hebat.

Tatjana Saphira sebagai Hulya, sepupu Aisha yang pintar dan lembut. Di sini saya merasakan akting gadis ini tak perlu diragukan lagi. Tapi entah kenapa, di beberapa scene rasanya kurang greget ketika bicara dengan Fahri. Ketika dia muncul, saya sudah menduga, pasti gadis ini menyukai Fahri. 

Dewi Sandra (Sabina) meskipun tidak sepenuh ada di setiap scene, tokoh Sabina tetap menarik perhatian saya atas keberaniannya untuk menjaga kehormatan ketika ditangkap tentara Israel. Dia berani merusak wajahnya. Ketika dia muncul saat melintasi jalan raya, saya sudah menduga, pasti itu Sabina. Saya tidak habis pikir, kenapa Fahri tidak bisa mengenali istrinya dari suara? Itu yang buat saya greget sama dia.




Selain pemeran di atas, Sang Produser (Manoj Punjabi) juga ikut bermain di satu scene sebagai kasir supermarket. 

Kebaikan Fahri terhadap mereka yang membenci dan mengecap teroris, mengingatkan saya kepada film Bulan Terbelah di Langit Amerika dan 99 Cahaya di Langit Eropa. Di situ Hanum juga melakukan hal yang sama. 

~Ketika kita mendapat perlakuan jahat dari orang, balas dengan kebaikan.~

Backsoud dan soundtrack-nya pas dengan film. Saya suka. Bagaimana tidak bagus, soundtrack film ini dibawakan oleh diva ternama Indonesia. 

Nilai untuk film ini 9/10. Satu poin untuk efek ledakan di palestina dan riasan wajah Aisha yang keriput yang masih kasar. Hehe.

“Pancasila itu di hati. Bhineka Tunggal Ika ada di mana-mana. ~Fahri~”

Rose Diana
231217
12.09
TRAILER


SOUNDTRACK

Raisa - Teduhnya Wanita


Rossa - Bulan Dikekang Malam

Krisdayanti - Ayat Ayat Cinta 2


Isyana Sarasvati - Masih Berharap

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Novel Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1990) - Pidi Baiq

Ulasan Novel Hyouka - Yonezawa Honobu

Cara Membuat Lipstik Cair Dari Lipstik Padat (How To Make A Liquid Lipstick From Solid Lipstick)

Ulasan Novel Terjemahan Nenek Hebat Dari Saga / Saga No Gabai Baachan - Yoshichi Shimada

Ulasan Novel Memeluk Masa Lalu - Dwitasari