Ulasan Novel Terjemahan Nenek Hebat Dari Saga / Saga No Gabai Baachan - Yoshichi Shimada




Judul                                        : NENEK HEBAT DARI SAGA / SAGA NO GABAI BAACHAN
Penulis                                     : Yoshichi Shimada
Penerbit                                  : Kansha Publishing
Tahun Terbit (Indonesia)        : Juni 2016
Cetakan ke                              : Pertama
Tebal                                       : 263 Halaman
ISBN                                         : 978-602-70410-9-7
Blurb                                       : Suatu ketika Nenek Osano berkata pada cucunya, Tokunaga “Ada dua jalan buat orang miskin. Miskin muram dan miskin ceria. Kita ini miskin yang ceria. Selain itu karena bukan baru-baru ini saja menjadi miskin, kita tidak perlu cemas. Tetaplah percaya diri.”
Cukup lama bagi Tokunaga untuk bisa menyesuaikan diri dengan neneknya, meredam tuntutan-tuntutannya, hingga mensyukuri keadaan dan bahagia dalam kemiskinan. Tokunaga belajar bahwa kebahagiaan itu bukanlah sesuatu yang ditentukan oleh uang. Kebahagiaan itu adalah sesuatu yang ditentukan oleh diri kita sendiri, oleh hati kita.

Unsur Intrinsik Novel              :
·                Tema                             : Kekeluargaan dan kesederhanaan
·                Latar Belakang              : Sebuah desa di Kota Saga, Jepang
·                Waktu                            : Era Showa setelah bom atom meledak di Hiroshima
·                Suasana                         : Menyedihkan dan memprihatinkan
·                Alur                                : Maju
·                Gaya Bahasa                  : Untuk ukuran terjemahan, penerjemah melakukan pekerjaan dengan baik. Menerjemahkan Bahasa Jepang menjadi Bahasa Indonesia yang ringan dan sesuai dengan ceritanya yang dilakoni oleh anak kecil.
·                Pesan                             : 
      Membaca buku kecil ini mengajak kita menoleh sejenak ke negara lain untuk melihat negara sendiri dan bersyukur merayakan kesederhanaan yang masih kita miliki. Alangkah indah kehidupan ini! -Diana S. Nugroho, The Japan Foundation-

·                Penokohan                     
Akihiro Tokunaga                      : Anak kecil yang hebat. Ia mudah belajar dan memahami. Mencerna setiap ucapan Ibu, Bibi hingga Neneknya. Sehingga ia tumbuh menjadi anak yang hebat dan selalu bersyukur. Mempunyai jiwa juang yang tinggi untuk meraih sesuatu. Sampai akhirnya ketika lulus SMP, ia masuk tim baseball dan bercita-cita menjadi tim baseball di Tokyo dan mendapat beasiswa sekolah di Tokyo berkat prestasinya di bidang olah raga. Semua itu ia dapatkan sejak tinggal bersama Nenek Osano.

Nenek Osano                 : Nenek hebat yang terbiasa hidup sendirian. Wanita tangguh dan mensyukuri setiap kehidupannya. Ia tak merasa kekurangan. Baginya, dirinya adalah orang miskin yang ceria. Kebiasaannya adalah mengingat pinggangnya dengan tali yang di ujung terdapat magnet. Jika berjalan, magnet tersebut akan beradu dengan tanah dan aspal, menghasilkan bunyi kerontang. Dari magnet itu ia bisa mendapatkan paku, ataupun logam lainnya yang bisa ia jual untuk membeli bahan makanan.

Bibi Kisako                     : Adik dari Ibunya Akihiro ini yang membawa Akihiro ke Saga setelah kejadian bom Hiroshima.

Ibu Tokunaga                 : Ibu Akihiro harus rela mengirim anak semata wayangnya ke Saga sebab di Hiroshima ia tidak bisa menghidupi anaknya yang masih SD. Ayah Akihiro masuk rumah sakit dan ekonomi di Hiroshima sangat pelik.

Ikezawa                          : Anak lelaki satu-satunya dari keluarga pedagang kue. Satu tim baseball dengan Akihiro namun permainannya sangat payah. Keberadaannya dianggap karena ia memiliki peralatan baseball yang mahal. Setiap Ikezawa main, tim pasti kalah.

Teman-teman sekolah Akhiro di Saga : Tidak diterangkan siapa nama mereka semua. Namun Akihiro sangat senang bermain dengan mereka. Dari mencari paku, memanjat pohon, berlari hingga mengejar kereta yang ke arah Hiroshima.

Kelebihan                                : Karena ini kisah nyata, penggambaran situasinya mampu membuat pembaca membayangkan situasi yang terjadi saat itu. Seperti penjabaran situasi rumah, sekolah hingga saat lomba lari dan lomba baseball. Bisa dibilang kesuksesan novel terjemahan tak luput dari kepiawaian penerjemah dalam menerjemahkan ke bahasa Indonesia sehingga sesuai dengan ceritanya.

Kekurangan                             : Berharap penulis menceritakan sedikit kondisi Hiroshima saat itu. Meskipun setelah sekian tahun ia tidak tahu keadaan Hiroshima, setidaknya ketika ia kembali ke Tokyo, penulis bisa menceritakan sedikit keadaan Hiroshima pasca bom atom.

Alasan Baca Novel ini             : Bulan September 2016 setelah membaca Bochan karya Natsume Soeseki, saya mulai tertarik dengan novel terjemahan Jepang yang menceritakan sejarah. Ketika melihat kovernya yang didominasi dengan sakura, ada ketertarikan untuk membacanya hingga selesai. Kebetulan saat itu di Gramedia ada yang sudah dibuka. Saya baca sedikit depannya menceritakan Hiroshima. Nama kota itu sangat membekas di kepala saya terhadap ledakan Bom Atom. Saya berpikir, mungkin ini akan menarik jika memang menceritakan menyangkut sejarah satu itu. Saya beli lah. Ternyata tentang Hiroshima hanya sepintas, tetapi ketika sampai di pertengahan, kekecewaan saya hilang. Konflik yang selalu ada di setiap babnya membuat pembaca tidak mudah bosan. Intinya, novel ini layak dan rekomendasi untuk dibaca.
Satu hal pesan yang membekas dan saya simpulkan bahwa jika ingin menolong orang, tidak perlu berterusterang. Menolonglah tanpa diketahui mak itu penolong sejati. Jika ingin menolong orang miskin jangan terang-terangan, takutnya dia merasa dikasihani, tetapi menolonglah diam-diam dengan cara lain.


Itulah resensi novel Nenek Hebat dari Saga yang bisa saya jelaskan. Semoga teman-teman merasa cukup untuk informasi mengenai novel ini. Selamat mencari novelnya dan selamat membaca 💓💗😉


Rose Diana


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Novel Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1990) - Pidi Baiq

Ulasan Novel Hyouka - Yonezawa Honobu

Ulasan Novel Heaven On Earth - Kaka HY

Ulasan Novel Gabriel Finley & The Raven's Riddle - George Hagen

Masa Lalu #Monolog