Ulasan Novel Pulang - Tere Liye



Judul : Pulang
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tahun Terbit (Indonesia) : 2015
Cetakan ke : 11
Bahasa : Indonesia
Tebal : iv + 400 halaman
ISBN : 9786020822129

BLURB

“Aku tahu sekarang, lebih banyak luka di hati bapakku dibandingkan di tubuhnya. Juga mamakku, lebih banyak tangis di hati mamak dibanding di matanya.”

Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit.


RINGKASAN ISI

Inilah hidupku, dan aku tidak peduli apa pun penilaian kalian. Toh, aku hidup bukan untuk membahagiakan orang lain, apalagi menghabiskan waktu mendengar komentar kalian. (Hal. 1)

Namanya Bujang, anak berusia lima belas tahun yang merupakan anak dari Bapak Samad-seorang mantan jagal terkenal, dan Mamak Midah-wanita turunan pemuka agama. Bujang senang sekali bermain di hutan. Dia dikenal jahil dan tidak memiliki rasa takut sedikit pun.

Suatu hari Taoke Muda datang ke rumahnya bersama rombongan untuk mencari babi hutan yang meresahkan warga. Saat itu Bujang meminta izin kepada orangtuanya untuk ikut Taoke Muda memburu babi. Dengan berat hati, Mamak mengizinkan dengan syarat tidak ikut berburu. 

Tak sampai di situ. Di lain hari, Taoke Muda datang kembali untuk mengajak Bujang ke kota. Lagi-lagi Mamak melepaskannya dengan berat hati. Mamak berpesan jangan sampai Bujang mengotori perutnya oleh makanan dan minuman haram.

“Berjanjilah kau akan menjaga perutmu (dari makanan dan minuman haram dan kotor) itu, Bujang. Agar … Agar besok luka, jika hitam seluruh hidupmu, hitam seluruh hatimu, kau tetap punya satu titik yang putih, dan semoga itu berguna. Memanggilmu pulang.” (Halaman 24)

Di kota, Bujang menjadi anak angkat Tauke Muda. Dia sangat dihormati. Kawan pertama Bujang di kota adalah Basyir, anak enam belas tahun yang suka bercerita tentang sejarah leluhurnya.

Tauke Muda ingin sekali Bujang meneruskan pendidikannya dengan mengutus Frans mengajarkannya pelajaran yang tertinggal. Namun Bujang mudah bosan. Akhirnya, dengan izin Tauke Besar (dulunya Tauke Muda) Bujang dilatih keahlian oleh dua guru. Selain itu Bujang pun menjadi bersemangat belajar akademik.

Dua puluh kemudian, Bujang tumbuh menjadi pemuda gagah, kuat dan sukses di bidang akademik lulusan terbaik sekolah di luar negeri. Dia menjadi bagian dari keluarga Tong, penguasa Shadow Ekonomy. Kelanjutannya, silakan baca langsung bukunya. 

Ketahuilah, Nak, hidup ini tidak pernah tentang mengalahkan siapa pun. Hidup ini hanya tentang kedamaian di hatimu. Saat kau mampu berdamai, maka saat itulah kau telah memenangkan seluruh pertempuran. (Hal. 340)

ULASAN

Saya membaca novel ini setelah berkenalan denga karya Tere Liye dari novel Hujan. Saat itu saya hanyut dalam cerita novel Hujan dan berharap kembali dibawa hanyut dalam novel Pulang. 

Adegan pertarungan membuat saya membayangkan keseruannya. Terlebih lagi alurnya maju mundur sehingga membuat pembaca ikut menikmat.  Selain itu, masalah ekonomi masuk ke dalamnya dengan tambahan nilai religi. Tiga unsur menjadi satu. Sosok Tauke Muda, Bapak dan Mamak digambarkan jelas dan terasa nyata. 

Novel ini layak dibaca remaja sebab banyak pesan moralnya. Tere Liye memang bisa saja membuat cerita yang menarik. 

“Akan selalu ada hari-hari menyakitkan dan kita tidak tahu kapan hari itu menghantam. Tapi akan selalu ada hari-hari berikutnya, memulai bab yang baru bersama matahari terbit.” (Halaman 345)


Rose Diana
100517
21.15

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masa Lalu #Monolog

Ulasan Novel Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1990) - Pidi Baiq

Ulasan Novel Memeluk Masa Lalu - Dwitasari

Ulasan Novel Botchan - Natsume Sõseki

Ulasan Novel Hyouka - Yonezawa Honobu