Ulasan Murder In Mesopotamia (Pembunuhan Di Mesopotamia) - Agatha Christie



Judul Murder in Mesopotamia (Pembunuhan di Mesopotamia)
Penulis : Agatha Christie
Penerbit : GPU
Tahun Terbit (Indonesia) : Mei 2017 (Pertama kali Juli 1989)
Cetakan ke : ke delapan
Bahasa : Indonesia
Tebal : 336 halaman
ISBN : 9786020339443

BLURB

Amy Leatheran yakin hal buruk akan terjadi di situs penggalian Hassanieh di Irak. Dan itu berkaitan dengan kehadiran si Cantik Louise, istri Dr. Leidner sang arkeolog. 

Saat Hercule Poirot menyempatkan diri mengunjungi lokasi penggalian, ia begitu cepat akrab dengan Louise. Tetapi, saat itu wanita tersebut mengalami halusinasi yang begitu parah dan membuat semua orang tegang karena Louise yakin halusinasi itu bukan sekadar khayalan. Tetapi Poirot terlambat menyelamatkan wanita cantik itu, dan ia diharuskan membawa imajinasi cerdasnya untuk membongkar fakta-fakta aneh dalam khayalan Louise.

RINGKASAN ISI

Menceritakan tentang suster bernama Amy Leatheran diberi tugas oleh Dr. Reilly untuk merawat seorang wanita bernama Louise Leidner. Louise merupakan istri dari seorang arkeolog hebat bernama DR. Eric Leidner . 
Suster Leatheran dikenalkan ke beberapa tim ekspedisi yang tinggal bersama mereka di pondok ekspedisi Tell Yarimjah. Mereka adalah Miss Jhonson, Mr. Reither, Mrs. Mercardo dan suaminya, Mr. Billy Coleman, Mr. Emmot, Mr. Richard Carey, Pastor Lavigney dan DR Eric Leidner.
Tinggal bersama mereka, Leatheran merasakan keganjalan. Berawal dari surat kaleng, wajah seram dan teror lainnya yang memuat Louise Leidner menjadi setres. Tim ekspedisi menganggap wanita itu hanya halusinasi. Namun Suster Leatheran yakin bahwa Louise tidak tengah halusinasi. Meskipun Leatheran bukan suster kejiwaan, dia sudah terlatih dan bisa melihat mana yang berhalusinasi mana yang tidak. 
Teka-teki pun berlanjut. Hingga pada kejadian kasus kematian Loiuse yang rumit. Semua orang di dalam rumah itu bisa jadi pembunuhnya. Untuk menyelesaikan kasus ini, Dr. Reilly mengirim Hercule Poirot untuk menyelidiki pelaku pembunuhan Loiuse Leidner. Dia melakukan investigasi ke semua tim ekspedisi bahkan Suster Leatheran pun sempat dicurigai. Dengan penyelidikan yang sedikit alot, terjadi pembunuhan kedua kalinya di pos ekspedisi itu. Miss. Jhonson ditemukan terkapar dengan memegang lehernya karena dia sempat meminum cairan asam pekat yang bisa menyebabkan terbakar. Dari dua kasus ini, Poirot mendapatkan titik terang siapa pelakunya, yang tak lain masih tim ekspedisi. Selain itu, bukan hanya satu dua kasus saja yang terpecahkan, kasus pencurian pun terugkap. 

Pembunuhan bisa jadi kebiasaan setelah melakukannya satu kali.

ULASAN

Dari awal saya mengira novel ini mengisahkan kejadian nyata yang dialami seorang suster ataupun penulis sendiri. Ternyata setelah saya mencari tahu, ini hanyalah kisah fiksi yang ditulis penulis dengan kemasan yang menarik, nyaris sempurna. Teka teki yang dijabarkan penulis sangat menarik dan terperinci. Karena saya belum bisa membuat kisah detektif, saya menganggap apa yang penulis lakukan sangat luar biasa. Penjabaran yang lengkap seolah penulis pernah mengalami atau menjadi detektif kasus pembunuhan. Selain itu, tokoh suster Amy Leatheran menjadi penambah menarik. Bagaimana tidak, seorang suster (bukan suster kejiwaan) bisa ikut dalam kasus dan memiliki ingatan serta pemikiran yang tajam sehingga dapat membantu Poirot untuk mengumpulkan data investigasi. Awalnya saya sudah mengira bahwa pelakunya adalah ……., namun penulis mengajak pembaca untuk berputar dulu sehingga saya sempat mencurigai tim ekspedisi lainnya. Namun di akhir, saya suka cara Poirot menjelaskan kesimpulan secara detail dari dua kasus pembunuhan. Dan saat itu saya bilang dalam hati “benarkan dia pelakunya.” Hal ini bisa saya tebak ketika di awal-awal saat Leatheran bertemu dengan Doktor Leidner. Saat itu DR. Leidner mengatakan “lebih aman” kepada suster Letheran dan itu menjadi keganjalan. Saya rasa ucapan itu dikarenakan dari rasa cintanya yang besar terhadap istrinya namun tidak ingin istrinya mengungkap rahasia yang ada. 
Cara bercerita penulis sungguh luar biasa. Tiap kasus diceritakan secara perlahan namun pasti, meskipun muncul lagi kasus baru yang (mungkin) ada hubungannya dengan kasus sebelumnya. Harapan saya, suatu saat saya bisa membuat cerita seperti Aghata Christie. Saya memberikan lima bintang untuk “Murder in Mesopotamia”

Tidak ada yang tidak mungkin. Semua orang bisa menjadi pelakunya.

Rose Diana
111017
23.20

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masa Lalu #Monolog

Ulasan Novel Dilan (Dia Adalah Dilanku Tahun 1990) - Pidi Baiq

Ulasan Novel Memeluk Masa Lalu - Dwitasari

Ulasan Novel Botchan - Natsume Sõseki

Ulasan Novel Hyouka - Yonezawa Honobu